Banjir merupakan suatu peristiwa yang menjadi tujuan liputan bagi seorang jurnalis, namun dalam praktiknya, tidaklah cukup mudah untuk melakukan sebuah liputan atau suatu kegiatan kejurnalistikan dalam peristiwa banjir. Di Bandung, khususnya di daerah Bandung Selatan selalu terjadi banjir yang diakibatkan oleh luapan air Sungai Citarum. Sedikitnya peristiwa tahunan tersebut selalu mengakibatkan kerugian materi dan ribuan jiwa mengungsi ke posko-posko relawan atau yang disediakan oleh lembaga.
Dibalik derita korban banjir, jurnalis foto mencoba untuk membingkai
beberapa momen peristiwa banjir serta momen-momen unik yang terkadang luput
dari pandangan orang. Banjir, dalam bingkai foto jurnalistik selain
menyampaikan derita rakyat kepada pemerintah, juga menawarkan sentuhan
kemanusiaan lewat seni yang dibangun lewat cahaya. Dalam foto jurnalistik
Peristiwa Banjir termasuk kedalam kategori spot news (peristiwa yang tidak
teragendakan) . Namun masih banyak perdebatan dalam pengkategorian peristiwa
banjir yang bersifat tahunan.
Persiapan :
1.
Bangun pagi
Bangun pagi
Fotografer diusahakan untuk datang lebih pagi ke lokasi banjir karena aktivitas warga lebih banyak di pagi hari. Selain aktivitas warga yang didapat, pada pagi hari cahaya yang didapat cukup bagus untuk sebuah foto.
2.
Sarapan
Karena memotret banjir tubuh perlu masuk kedalam air, berbahaya ketika perut tidak diisi. Saat memotret fotografer bisa terancam kram perut atau masuk angin jika perut kosong. Selain itu jika fotografer tidak sarapan, dilokasi banjir sulit mencari tempat makan karena mayoritas warga menutup usahanya.
3. Tidak membawa barang elektronik berlebihan
Hindari membawa barang-barang elektronik yang berlebihan karena lokasi banjir tentunya penuh dengan air. Lokasi banjir rawan membuat fotografer celaka, jika fotografer terperosok kedalam air tentu saja akan merusak alat elektronik.
4.
Peralatan kedap air
Peralatan kedap air
Untuk mengantisipasi resiko kecelakaan saat memotret yang akan merusak barang elektronik. Fotografer diusahakan membawa peralatan yang kedap air, contohnya ; Dry Bag, Dry Box, Ember, dan lainnya yang mampu mewadahi barang elektronik agar tidak basah.
5.
Membawa Sabun antiseptic
Air banjir mengandung banyak bakteri yang disebabkan
oleh luapan air sungai yang kotor, sampah yang menyumbat, limbah, dan kotoran
warga. Maka untuk menghindari penyakit kulit, gatal-gatal, iritasi, perlu
diantisipasi dengan membersihkan menggunakan sabun antiseptic setelah memotret.
6.
Membawa Pakaian ganti
Untuk menciptakan foto yang menarik, fotografer perlu masuk kedalam air dan membuat pakaian menjadi basah. Demi mengantisipasi pakaian yang basah, fotografer perlu membawa pakaian ganti.
7.
Data
Selain persiapan fisik, persiapan data juga perlu untuk menunjang proses memotret. Fotografer tidak akan kebingungan dengan apa saja yang akan difoto. Data yang baik akan mempengaruhi apa yang akan kita potret.
8.
Kenali medan
Sebelum datang ke lokasi, untuk menghindari kecelakaan
fotografer perlu mengenali medan. Sementara itu jika fotografer baru pertama
kali ke lokasi, sangat diperlukan untuk mengenali medan jika fotografer
membutuhkan untuk datang ke lokasi yang sama.
Dalam memotret peristiwa yang tidak teragendakan
seperti bencana dan lainnya tentu saja memiliki sebab dan akibat. Untuk para
fotografer pemula mungkin kebingungan memulai memotret peristiwa banjir. Demi
mempermudah, pada peristiwa banjir terbagi menjadi dua isu yang cukup memiliki
nilai informasi.
Pertama adalah dampak, peristiwa banjir tentunya
memiliki dampak. Pada peristiwa banjir tahunan di Bandung Selatan memiliki
dampak yang besar. Fotografer bisa memotret dampak apa saja yang disebabkan
oleh banjir, diantaranya adalah potret banjir keseluruhan, aktifitas warga yang
lumpuh, kegiatan belajar mengajar yang terhenti, perekonomian yang lumpuh juga
akses lalu lintas yang lumpuh dan menimbulkan kemacetan.
Yang kedua adalah penyebab, penyebab banjir yang
paling besar adalah sungai uang meluap ke pemukiman warga. Fotografer bisa
memvisualisasikan penyebab dari sungai yang meluap, diantaranya sungai yang
tersumbat oleh sampah karena masyarakat membuang sampah ke sungai. Atau curah
hujan yang tinggi yang bisa membuat sungai kelebihan kapasitas air.
Banyak hal-hal diluar dugaan pada saat di lokasi, karena banjir biasanya
luapan dari sungai yang sangat kotor. Banyak sampah yang mengambang dan lebih
parah lagi kotoran manusia pun terdapat pada air banjir. Untuk lebih memudahkan
suatu peliputan banjir perlu kenali medan agar terhindar dari hal-hal yang
tidak diinginkan seperti terjatuh dan terperosok kedalam selokan yang tidak
terlihat karena tertutup oleh air banjir.
Tentu dengan sering diliputnya peristiwa banjir di Bandung diharap
pemerintah cepat betindak untuk mengatasi banjir yang selalu merugikan
masyarakat. Dan diharapkan masyarakat sadar untuk tidak mencemari sungai dengan
sampah atau limbah, karena hal tersebut penyebab utama kerusakan lingkungan.
Komentar
Posting Komentar