Langsung ke konten utama

Sulitnya Mendapatkan Pekerjaan


Sulitnya mendapatkan pekerjaan di Indonesia memaksa para tenaga kerja Indonesia menjadi pengangguran. Entah mereka yang lulusan S1, D3, maupun SMA. Bukannya mereka tidak mau bekerja, tetapi mereka belum mempunyai kesempatan untuk bekerja. Hal ini yang membuat banyaknya pengganguran di Indonesia. Juga meningkatnya tenaga kerja tidak seimbang dengan meningkatnya lapangan kerja membuat timbulnya persaingan untuk mencari kerja.

Banyaknya persaingan dalam dunia kerja dapat menyulitkan pencari kerja untuk bisa mendapatkan pekerjaan impiannya. Contohnya, suatu perusahan hanya membuka delapan posisi jabatan, sedangkan calon pelamar di perusahaan tersebut mencapai 100 orang. Hal ini dapat membuat kandidat yang tidak lolos seleksi harus mengurungkan niat mereka untuk mendapatkan pekerjaan. Persaingan dalam dunia kerja memang sangat ketat.

Kemampuan seseorang juga termasuk faktor penyebab sulitnya mendapatkan pekerjaan. Jika Anda tidak memiliki kemampuan yang diminta oleh perusahaan ditambah dengan pendidikan Anda yang masih di bawah standar perusahaan, maka Anda harus berpikir dua kali untuk melamar ke perusahaan tersebut.

Dalam hal ini, pengalaman juga menentukan apakah Anda layak bekerja untuk perusahaan tersebut atau tidak. Orang yang berpengalaman adalah orang yang terbiasa dengan dunia kerja dan memahami kemampuan yang dia miliki. Sekarang, banyak perusahaan yang membutuhkan kandidat yang sudah berpengalaman sebagai pegawainya. Dengan begitu, kesempatan mendapatkan pekerjaan untuk para fresh graduate semakin menipis


Faktor psikologis juga mempengaruhi para tenaga kerja untuk mencari kerja. Rasa putus asa adalah penyebab utama sulitnya pencari kerja untuk menemukan pekerjaannya. Misalnya, karena latar belakang pendidikan yang belum memenuhi standar perusahaan, seorang pencari kerja lantas memutuskan untuk menyerah pada keadaan. Ada pepatah yang berbunyi, “Orang yang sukses adalah orang tang tak kenal menyerah.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Datang katingali tarang, Balik katingali punduk

Selain budaya, gaya hidup, cara hidup, posisi rumah di kampung naga pun diatur sedemikian rupa yang berpergang pada filosofi “Datang katingali tarang, Balik katingali punduk” . Arti dari filosofi tersebut adalah warga saling mengetahui keberadaan warga sekitar, mulai dari pergi keluar, masuk kerumah, masuk membawa tamu dsb. Hal ini menjadi penting karena menurut penduduknya agar  tidak timbul kecurigaan atau yang biasa disebut su’zon tentang siapa saja yang berada di dalam rumah atau sedang melakukan apa di dalam rumah. Dengan posisi pintuberhadapan warga saling tahu aktifitas warga lainnya.                                                                 ...

Waspadai Teknologi Perusak Moral

Di era globalisasi kini, teknologi informasi kian semakin melesat perkembangannya. Tidak dipungkiri masyarakat modern kini sangat membutuhkan informasi yang cepat walaupun belum jelas kredibilitas sumbernya. Gadget adalah barang penting yang menjadi kebutuhan utama publik. Pemasarannya begitu bersaing, mulai dari berbagai merek atau berbagai tingkat kecanggihannya. Penggunanya mulai dari orang tua hingga ke anak balita sudah kenal dengan teknologi ini. Namun kemudahan akses mencari informasi melalui gadget bisa berdampak negatif. Anak muda di era modern kini tidak formal jika dirinya tidak memiliki gadget canggih. Pergaulannya kini mendorongnya untuk harus memiliki gadget karena faktor lingkungannya yang serba mengacu kepada media sosial. Selain itu gadget canggih tentu saja memiliki fitur yang serba ada. Jika salah menggunakannya, gadget bisa merusak moral anak muda yang bebas menggunakannya. Ini menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat bahwa kehadiran gadget bisa me...

Berjuang Menuntut Ilmu

Sejumlah siswi SD melintasi sungai dengan rakit di sungai Bokor, Desa Tanjungmulya, Kecamatan Pakenjeng , Kabupaten Garut, Rabu (16/12/2015). Rusaknya jembatan akses kampung Bokor menuju SDN Tanjungmulya membuat para siswi tersebut menggunakan rakit untuk melintasi derasnya arus sungai Bokor.